Minggu, 11 Maret 2018

pengertian, fungsi, syarat, organisasi dan personalia, program, fasilitas, akuntabilitas, kkepengawasan, pengembangan dan permasalahan bimbingan dan konseling


MANAJEMEN SEKOLAH
Pengertian, Fungsi, Syarat, Organisasi Dan Personalia,
Program, Fasilitas, Akuntablitas, Kepengawasan,
Pengembangan dan Permasalahan Bk
                    
oleh : Fitri Yunizar
UNIVERSITAS NEGRI PADANG
Email: fitriyunizar467@yahoo.com

PENDAHULUAN
Istilah menejemen masih mengundang kontroversi dan inkonsistensi pada dunia pendidikan. Ada beberapa pihak menyebut managemen, ada juga yang menyebut administrasi. Sering juga disebut administrasi pendidikan. Dalam dunia pendidikan, manajemen dan administrasi itu bisa dinyatakan sama. Lalu istilah managemen diperjelas lagi oleh Kathryn . M. Bartol dan David C. Martin yang dikutip oleh A.M. Kadarman SJ dan Jusuf Udaya (1995) memberikan rumusan bahwa :
“Manajemen adalah proses untuk mencapai tujuan – tujuan organisasi dengan melakukan kegiatan dari empat fungsi utama yaitu merencanakan (planning), mengorganisasi (organizing), memimpin (leading), dan mengendalikan (controlling). Dengan demikian, manajemen adalah sebuah kegiatan yang berkesinambungan.

Sedangkan dari Stoner sebagaimana dikutip oleh T. Hani Handoko (1995)
mengemukakan bahwa:
“Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber dayasumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan”. Secara khusus dalam konteks pendidikan, Djam’an Satori (1980) memberikan pengertian manajemen pendidikan dengan menggunakan istilah administrasi pendidikan yang diartikan sebagai “keseluruhan proses kerjasama dengan memanfaatkan semua sumber personil dan materil yang tersedia dan sesuai untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien”.

Di SMA Pertiwi, guru bimbingan dan konseling sudah memiliki manageman yang baik. Pembukuan yang lengkap dan data siswa juga yang sudah tesimpan rapi di komputer diruangan bimbingan dan konseling.

Sedangkan fungsi dari managemen meliputi: yang pertama Fungsi Perencanaan (Planning). Fungsi ini meliputi : menetapkan tujuan dan target pelaksanaan, merumusakan strategi untuk mencapai tujuan dan target tersebut, menentukan sumber-sumber daya yang diperlukan dan menetapkan standar atau indikator keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target  pelaksanaan. Yang kedua adalah Fungsi Pengorganisasian (Organizing) yang meliputi: mengalokasikan sumber daya, merumuskan dan menetapkan tugas dan     menetapkan prosedur yang diperlukan, menetapkan struktur organisasi yang menunjukkan adanya garis kewenangan dan tanggung jawab. Yang ketiga adalah Fungsi Pengimplementasian (Actuating). Yang meliputi: mengimplementasikan proses kepemimpinan, pembimbingan dan       pemberian motivasi kepada tenaga kerja agar dapat bekerja secara efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan, memberikan tugas dan penjelasan rutin mengenai pekerjan, menjelaskan kebijakan yang ditetapkan. Selanjutnya ada fungsi Pengawasan (Controlling) meliputi: mengevaluasi keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan, mengambil langkah klarifikasi dan koreksi atas penyimpangan yang mungkin ditemukan, melakukan berbagai alternatif solusi atas berbagai masalah yang terkait dengan pencapaian tujuan dan target. Selanjutnya  ada tahap perencanaan (planning). Perencanaan pelayanan konseling disekolah dilakukan need assesment untuk mengetahui kebutuhan siswa dan sekolah tentang pelayanan konseling, sehingga dijumpai skala prioritas bidang-bidang dan jenis layanan konseling yangsangat dibutuhkan, dan jarang dibutuhkan pada kelas tertentu dan tahun tertentu

Syarat Manajemen
Menurut Prayitno (1997) syarat-syarat  pengelolaan program itu harus berdasarkan kebutuhan peserta didik disesuaikan dengan kondisi pribadi serta jenjang dan jenis pendidikannya. Lalu program yang baik harus lengkap dan menyeluruh dan memuat segenap fungsi bimbingan. Meliputi semua fungsi bimbingan. Meliputi semua jenis layanan dan kegiatan pendukung. Serta menjamin dipenuhinya prinsip dan asas-asas bimbingan dan konseling. Kelengkapan program ini disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik pada peserta didik pada satuan pendidikan yang bersangkutan.
1.      Sistematik
      Dalam arti program disusun menurut urutan logis, tersingkronisasi dengan menghindari tumpang tindih yang tidak perlu.
2.      Terbuka dan luwes
                  Sehingga mudah menerima masukan untuk perkembangan dan penyempurnaannya tanpa harus merombak program itu secara menyeluruh.
3.      Memungkinkan kerja sama
      Dengan semua pihak yang terkait dalam rangka sebesar-besarnya memanfaatkan sebagai sumber dan kemudahan yang tersedia bagi kelancaran dan keberhasilan pelayanan bimbingan  dan konseling.
4.      Memungkinkan diselenggarakan penilaian dan tindak lanjut
      Untuk penyempurnaan program pada khususnya dan peningkatan keefektifan dan keefesienan penyelenggaraan program bimbingan dan konseling pada umumnya.



Organisasi dan Personalia
Organisasi pelayanan bimbingan konseling terbentang secara vertikal dari pengambil kebijaksanaan yang paling tinggi sampai pada para pelaksana dan pembantu pelaksana yang terbawa, dan secara horizontal yang mencakup berbagai pihak yang dapat memberikan kemudahan bagi penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling yang mantap dan berkelanjutan. Organisasi yang mencakup kedua unsur tersebut hendaknya dapat memenuhi berbagai tuntutan:
1.    Menyeluruh
2.    Sederhana
3.    Luwes dan terbuka
4.    Menjamin berlangsungnya kerjasama
5.    Menjamin terlaksananya pengawasan, penilaian dan upaya tindak lanjut

Struktur organisasi pelayanan bimbingan dan konseling pada setiap satuan pendidikan dapat tidak sama, masing-masing disesuaikan menurut kondisi satuan pendidikan yang bersangkutan. Bagaimanapun juga bentuk dan kelengkapan organisasi pada kesatuan pendidikan itu, hendaknya dapat memenuhi kelima tuntutan di atas. Sementara itu personalia yang berperan dalam pelayanan bimbingan dan konseling juga terentang secara vertikal dan horizontal secara umum personalia dapat diidentifikasi sebagai berikut.
Struktur organisasi
1.      Personil pada Kanwil atau Kandep Depdikbud yang bertugas melakukan dan pembinaan.
2.      Kepala sekolah sebagai penanggung jawab pendidikan secara menyeluruh.
3.      Guru pembimbing sebagai petugas utama dan tenaga inti dalam pelayanan bimbingan dan konseling
4.      Guru-guru lain atau wali kelas sebagai penanggung jawab dan tenaga ahli dalam mata pelajaran. Program latihan atau kelas masing.
5.      Orang tua sebagai penanggung jawab utama peserta didik dalam arti yang seluas-luasnya.
6.      Ahli-ahli lain, dalam bidang non bimbingan dan non pengajaran sebagai subjek alih tangan kasus (dokter, psikolog dll)
7.      Sesama peserta didik, sebagai kelompok subjek yang potensial untuk diselenggarakannya “bimbingan sebaya”

Di SMA Pertiwi Organisasi dan Personalianya sebagai berikut: Kepala sekolah à koordinator BK à wali kelas berkoordinasi dengan guru BK di kelasnya masing-masing à siswa.

Program
Program pelayanan Bimbingan dan Konseling di sekolah disusun berdasarkan kebutuhan peserta didik (need assessment) yang diperoleh melalui aplikasi instrumentasi, dengan substansi program pelayanan mencakup: (1) empat bidang, (2) jenis layanan dan kegiatan pendukung, (3) format kegiatan, sasaran pelayanan (4) , dan (5) volume/beban tugas konselor. Program pelayanan Bimbingan dan Konseling pada masing-masing satuan sekolah/madrasah dikelola dengan memperhatikan keseimbangan dan kesinambungan program antarkelas dan antarjenjang kelas, dan mensinkronisasikan program pelayanan Bimbingan dan Konseling dengan kegiatan pembelajaran mata pelajaran dan kegiatan ekstra kurikuler, serta mengefektifkan dan mengefisienkan penggunaan fasilitas sekolah/ madrasah.

Dilihat dari jenisnya, program Bimbingan dan Konseling terdiri 5 (lima) jenis program, yaitu:
  1. Program Tahunan, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu tahun untuk masing-masing kelas di sekolah/madrasah.
  2. Program Semesteran, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu semester yang merupakan jabaran program tahunan.
  3. Program Bulanan, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu bulan yang merupakan jabaran program semesteran.
  4. Program Mingguan, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu minggu yang merupakan jabaran program bulanan.
  5. Program Harian, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling yang dilaksanakan pada hari-hari tertentu dalam satu minggu. Program harian merupakan jabaran dari program mingguan dalam bentuk satuan layanan (SATLAN) dan atau satuan kegiatan pendukung (SATKUNG) >Bimbingan dan Konseling.

Program tahunan BK di SMA pertiwi 1 Padang secara umum melihat dari tugas perkembangan remaja baik secara sosial dan emosional, seperti mengelola emosi, cara berkomunikasi yang baik, tata karama dan sopan santun. Selain itu, program BK juga disusun berdasarkan permasalahan belajar siswa seperti motivasi belajar, cara meringkas buku yang efektif, dan sebagainya.

Fasilitas
Agar dapat terlaksananya pelayanan bimbingan dan konseling sebaik-baiknya maka di samping membentuk dan mengatur organisasinya secara baik, dan penugasan tenaga personil yang sesuai dengan kemampuannya masing-masing, perlu adanya fasilitas atau sarana dan prasarana yang menunjang terselenggaranya pelayanan bimbingan dan konseling dengan baik dan efesien. Diantaranya ruangan BK, instrumen pengumpul data, perlengkapan administrasi bimbingan, alat penyimpan data, perlengkapan teknis dan lainnya.

Fasilitas yang ada di ruang BK adalah 4 set meja dan kursi untuk masing-masing guru BK, 1 unit komputer, 1 unit printer, 1 ruang konseling individual, dua set kursi tamu, 4 buah lemari untuk menyimpan dokumen-dokumen penting (arsip BK).

Akuntabilitas BK
Adapun yang dimaksud dengan akuntabilitas program adalah mengacu pada pertanggungjawaban yang berkenaan dengan hasil dari kegiatan-kegiatan Bimbingan Konseling yang telah dilaksanakan. Hal ini akan berkaitan erat dengan rencana program yang disusun sebelumnya dan juga akan menampilkan akuntabilitas proses yang berhubungan dengan proses pelaksanaan kegiatan.
Sehubungan dengan hal tersebut, akuntabilitas Bimbingan Konseling akan dapat diimplementasikan dengan baik karena adanya beberapa faktor pendukung, diantaranya :
1.      Kepemimpinan yang memberi teladan
2.      Mendiskusikan program-program yang akan dilaksanakan dengan benar dan tuntas, sehingga dapat ditentukan dengan jelas apa tujuan yang akan dicapai dan apa pula indikator kinerjanya
3.      Ciptakan koordinasi yang baik inter dan antar unit terkait
4.      Rumuskan standar kinerja yang jelas
5.      Komunikasikan kepada semua pihak, tujuan dan makna akuntabilitas.

Kepengawasan
Pengawasan dapat diartikan sebagai upaya untuk mengamati secara sistematis dan berkesinambungan, merekam, memberi penjelasan, petunjuk, pembinaan, dan meluruskan hal yang kurang tepat, serta memperbaiki kesalahan. Pengawasan merupakan kunci keberhasilan dalam keseluruhan proses manajemen, perlu dilihat secara komprehensif, terpadu dan tidak terbatas pada hal-hal tertentu. Pada pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling, ke pengawasan dapat dilakukan secara internal oleh kepala sekolah dan external pengawas sekolah yang berasal dari diknas/depag.

Di SMA Pertiwi, kepengawasan kegiatan BK dilakukan oleh tim pengawas eksternal (dari dinas dan yayasan) serta pengawas internal (supervisor). Pengawasan eksternal dilakukan minimal satu kali per semester, begitu juga dengan pengawasan internal atau supervisi.

Pengembangan
Menurut Prayitno  (1997) pengembangan pelayanan bimbingan dan konseling memang banyak tergantung pada organisasi, program, prasarana dan sarana yang tersedia namun peranan tenaga manusia adalah yang paling utama seluruh personil sekolah hendaknya mau untuk saling bahu membahu bagi terselenggaranya pelayanan bimbingan dan konseling secara baik di setiap satuan pendidikan. Pengembangan dan pembinaan organisasi dan program pelaksanaannya secara nyata, serta para pelaksana pelayanan bimbingan dan konseling dilaksanakan dengan mengikutsertakan dan memanfaatkan sebesar-besarnya peranan lembaga pendidikan prajabatan dan dalam jabatan tenaga pembimbing, serta organisasi profesi bimbingan dan konseling.

Pengembangan para pelaksanaan itu perlu diikuti oleh pengembangan prasarana dan sarana. Sarana dan prasarana yang terbatas, apalagi yang dibarengi dana dan langkah, akan menjadi kendala yang cukup berat bagi gerak langkah para pelaksanaan, meskipun mutu dari yang di atas telah mulia ditingkatkan.

Pengembangan program BK di SMA pertiwi 1 padang adalah :
1.         Seminar psikologi pendidikan untuk guru dengan tujuan meminimalisir perlakuan guru yang akan menjatuhkan mentalitas siswa, misalnya meremehkan kemampuan siswa, dll.
2.         Seminar karir untuk siswa dengan tujuan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengenal secara langsung pekerja profesional di bidangnya seperti pengacara, dokter, banker, musisi, enterpreneur, dan lain-lain.

Permasalahan Pengelolaan Dan Solusi
1.      Masalah
Adapun permasalahan yang kerap ditemukan adalah jalur layanan konseling yang belum dimengerti oleh seluruh personil sekolah.

2.      Solusi
-          Menempelkan jalur layanan konseling di ruang konseling
-          Memberi pemahaman tentang jalur layanan konseling itu pada saat rapat yang dianggap keadaan atau situasinya memadai untuk membicarakan tentang itu.











YEL- YEL
                                                                        Irama: Tombo Ati (Opick)
Manajemen konseling ada 10 bagiannya
Yang pertama, harus ada konsepnya
yang kedua faham fungsi dan syaratnya
Yang empat organisasi personalia
Yang kelima harus tepat program kerjanya
Yang keenam harus ok fasilitasnya
Yang ketujuh akuntabilitas perogramnya
Berikutnya kepegawaian dan pengembangan
Yang terakhir permasalahan dan solusinya...
Weowe owe owe owe owe owe owe









                        DAFTAR PUSTAKA

Gary L. Spear (tt) Comprehensive School Counseling on line  
 http://www.dpi.wisconsin.gov/sspw/counsl1.html diakses pada 3 Februari 2018

Mulyasa, 2003, Manajemen Berbasis Sekolah (Konsep, Strategi dan inplementasi), PT Remaja Rosda Karya: Bandung.

Prayitno, 1997, Pelayanan Bimbingan Dan konseling (Sekolah Menengah Umum), PT Ikrar Mandiriabadi: Jakarta.

Sofyan S. Willis. 2004. Konseling Individual; Teori dan Praktek. Bandung :
           Alfabeta.

Yusuf A Muri, Manajemen Pelayanan Konseling di Sekolah, Konvensi Nasional II   IKI dan Seminar Internasional Konseling: 2008

Yoezron Altruism, 2010, Konsep Dasar Manajemen dan Aplikasinya dalam BK.

http://yoezronbloon.blogspot.com/2010/03/konsep-dasar-manajemen-dan-aplikasinya.html













Tidak ada komentar:

Posting Komentar

miskonsepsi dalam bimbingan dan konseling

BAB II PEMBAHASAN A.     Pengertian Miskonsepsi 1.       Pengertian Konsep Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, konsep diartikan ...