MANAJEMEN
SEKOLAH
Pengertian,
Fungsi, Syarat, Organisasi Dan Personalia,
Program,
Fasilitas, Akuntablitas, Kepengawasan,
Pengembangan
dan Permasalahan Bk
oleh
: Fitri Yunizar
UNIVERSITAS
NEGRI PADANG
Email:
fitriyunizar467@yahoo.com
PENDAHULUAN
Istilah
menejemen masih mengundang kontroversi dan inkonsistensi pada dunia pendidikan.
Ada beberapa pihak menyebut managemen, ada juga yang menyebut administrasi.
Sering juga disebut administrasi pendidikan. Dalam dunia pendidikan, manajemen
dan administrasi itu bisa dinyatakan sama. Lalu istilah managemen diperjelas
lagi oleh Kathryn . M. Bartol dan David C. Martin yang dikutip oleh A.M.
Kadarman SJ dan Jusuf Udaya (1995) memberikan rumusan bahwa :
“Manajemen
adalah proses untuk mencapai tujuan – tujuan organisasi dengan melakukan
kegiatan dari empat fungsi utama yaitu merencanakan (planning), mengorganisasi
(organizing), memimpin (leading), dan mengendalikan (controlling). Dengan
demikian, manajemen adalah sebuah kegiatan yang berkesinambungan.
Sedangkan
dari Stoner sebagaimana dikutip oleh T. Hani Handoko (1995)
mengemukakan
bahwa:
“Manajemen
adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha
para anggota organisasi dan penggunaan sumber dayasumber daya organisasi
lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan”.
Secara khusus dalam konteks pendidikan, Djam’an Satori (1980) memberikan
pengertian manajemen pendidikan dengan menggunakan istilah administrasi
pendidikan yang diartikan sebagai “keseluruhan proses kerjasama dengan
memanfaatkan semua sumber personil dan materil yang tersedia dan sesuai untuk
mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien”.
Di
SMA Pertiwi, guru bimbingan dan konseling sudah memiliki manageman yang baik.
Pembukuan yang lengkap dan data siswa juga yang sudah tesimpan rapi di komputer
diruangan bimbingan dan konseling.
Sedangkan
fungsi dari managemen meliputi: yang pertama Fungsi Perencanaan (Planning).
Fungsi ini meliputi : menetapkan
tujuan dan target pelaksanaan, merumusakan strategi untuk mencapai tujuan dan target
tersebut,
menentukan sumber-sumber daya
yang diperlukan dan menetapkan standar atau indikator keberhasilan dalam
pencapaian tujuan dan target pelaksanaan.
Yang kedua adalah Fungsi
Pengorganisasian (Organizing) yang meliputi: mengalokasikan sumber daya, merumuskan dan menetapkan
tugas dan menetapkan prosedur yang
diperlukan, menetapkan
struktur organisasi yang menunjukkan adanya garis
kewenangan dan tanggung jawab.
Yang ketiga adalah Fungsi
Pengimplementasian (Actuating). Yang meliputi: mengimplementasikan proses kepemimpinan, pembimbingan
dan pemberian motivasi kepada
tenaga kerja agar dapat bekerja secara efektif dan efisien dalam pencapaian
tujuan,
memberikan tugas dan penjelasan
rutin mengenai pekerjan, menjelaskan kebijakan yang ditetapkan.
Selanjutnya ada fungsi Pengawasan
(Controlling) meliputi: mengevaluasi keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan
target sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan,
mengambil
langkah klarifikasi dan koreksi atas penyimpangan yang mungkin ditemukan,
melakukan
berbagai alternatif solusi atas berbagai masalah yang terkait dengan pencapaian
tujuan dan target. Selanjutnya
ada tahap perencanaan (planning). Perencanaan pelayanan konseling disekolah dilakukan need
assesment untuk mengetahui kebutuhan siswa dan sekolah tentang pelayanan
konseling, sehingga dijumpai skala prioritas bidang-bidang dan jenis layanan
konseling yangsangat dibutuhkan, dan jarang dibutuhkan pada kelas tertentu dan
tahun tertentu
Syarat Manajemen
Menurut
Prayitno (1997) syarat-syarat
pengelolaan program itu harus berdasarkan kebutuhan peserta didik
disesuaikan dengan kondisi pribadi serta jenjang dan jenis pendidikannya. Lalu
program yang baik harus lengkap dan menyeluruh dan memuat segenap fungsi
bimbingan. Meliputi semua fungsi bimbingan. Meliputi semua jenis layanan dan
kegiatan pendukung. Serta menjamin dipenuhinya prinsip dan asas-asas bimbingan
dan konseling. Kelengkapan program ini disesuaikan dengan kebutuhan dan
karakteristik pada peserta didik pada satuan pendidikan yang bersangkutan.
1.
Sistematik
Dalam arti
program disusun menurut urutan logis, tersingkronisasi dengan menghindari
tumpang tindih yang tidak perlu.
2.
Terbuka dan luwes
Sehingga mudah menerima
masukan untuk perkembangan dan penyempurnaannya tanpa harus merombak program
itu secara menyeluruh.
3.
Memungkinkan kerja sama
Dengan semua pihak yang terkait dalam
rangka sebesar-besarnya memanfaatkan sebagai sumber dan kemudahan yang tersedia
bagi kelancaran dan keberhasilan pelayanan bimbingan dan konseling.
4.
Memungkinkan
diselenggarakan penilaian dan tindak lanjut
Untuk penyempurnaan program pada khususnya
dan peningkatan keefektifan dan keefesienan penyelenggaraan program bimbingan
dan konseling pada umumnya.
Organisasi dan
Personalia
Organisasi pelayanan bimbingan konseling
terbentang secara vertikal dari pengambil kebijaksanaan yang paling tinggi
sampai pada para pelaksana dan pembantu pelaksana yang terbawa, dan secara
horizontal yang mencakup berbagai pihak yang dapat memberikan kemudahan bagi
penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling yang mantap dan
berkelanjutan. Organisasi yang mencakup kedua unsur tersebut hendaknya dapat
memenuhi berbagai tuntutan:
1.
Menyeluruh
2.
Sederhana
3.
Luwes dan terbuka
4.
Menjamin berlangsungnya
kerjasama
5.
Menjamin terlaksananya
pengawasan, penilaian dan upaya tindak lanjut
Struktur organisasi pelayanan bimbingan
dan konseling pada setiap satuan pendidikan dapat tidak sama, masing-masing
disesuaikan menurut kondisi satuan pendidikan yang bersangkutan. Bagaimanapun juga bentuk dan kelengkapan organisasi pada
kesatuan pendidikan itu, hendaknya dapat memenuhi kelima tuntutan di atas.
Sementara itu personalia yang berperan dalam pelayanan bimbingan dan konseling
juga terentang secara vertikal dan horizontal secara umum personalia dapat
diidentifikasi sebagai berikut.
Struktur
organisasi
1.
Personil pada Kanwil
atau Kandep Depdikbud yang bertugas melakukan dan pembinaan.
2.
Kepala sekolah sebagai
penanggung jawab pendidikan secara menyeluruh.
3.
Guru pembimbing sebagai
petugas utama dan tenaga inti dalam pelayanan bimbingan dan konseling
4.
Guru-guru lain atau
wali kelas sebagai penanggung jawab dan tenaga ahli dalam mata pelajaran.
Program latihan atau kelas masing.
5.
Orang tua sebagai
penanggung jawab utama peserta didik dalam arti yang seluas-luasnya.
6.
Ahli-ahli lain, dalam
bidang non bimbingan dan non pengajaran sebagai subjek alih tangan kasus
(dokter, psikolog dll)
7.
Sesama peserta didik,
sebagai kelompok subjek yang potensial untuk diselenggarakannya “bimbingan
sebaya”
Di SMA Pertiwi Organisasi dan
Personalianya sebagai berikut: Kepala sekolah à koordinator BK à
wali kelas berkoordinasi dengan guru BK di kelasnya masing-masing à
siswa.
Program
Program
pelayanan Bimbingan dan Konseling di sekolah disusun berdasarkan kebutuhan
peserta didik (need assessment) yang diperoleh melalui aplikasi instrumentasi,
dengan substansi program pelayanan mencakup: (1) empat bidang, (2) jenis
layanan dan kegiatan pendukung, (3) format kegiatan, sasaran pelayanan (4) ,
dan (5) volume/beban tugas konselor. Program pelayanan Bimbingan dan Konseling
pada masing-masing satuan sekolah/madrasah dikelola dengan memperhatikan
keseimbangan dan kesinambungan program antarkelas dan antarjenjang kelas, dan
mensinkronisasikan program pelayanan Bimbingan dan Konseling dengan kegiatan
pembelajaran mata pelajaran dan kegiatan ekstra kurikuler, serta mengefektifkan
dan mengefisienkan penggunaan fasilitas sekolah/ madrasah.
Dilihat dari jenisnya, program Bimbingan dan Konseling terdiri 5 (lima) jenis program, yaitu:
- Program
Tahunan, yaitu
program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi seluruh kegiatan selama
satu tahun untuk masing-masing kelas di sekolah/madrasah.
- Program
Semesteran, yaitu
program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi seluruh kegiatan selama
satu semester yang merupakan jabaran program tahunan.
- Program
Bulanan, yaitu
program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi seluruh kegiatan selama
satu bulan yang merupakan jabaran program semesteran.
- Program
Mingguan, yaitu
program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi seluruh kegiatan selama
satu minggu yang merupakan jabaran program bulanan.
- Program
Harian, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling yang
dilaksanakan pada hari-hari tertentu dalam satu minggu. Program harian
merupakan jabaran dari program mingguan dalam bentuk satuan layanan
(SATLAN) dan atau satuan kegiatan pendukung (SATKUNG) >Bimbingan dan
Konseling.
Program
tahunan BK di SMA pertiwi 1 Padang secara umum melihat dari tugas perkembangan
remaja baik secara sosial dan emosional, seperti mengelola emosi, cara
berkomunikasi yang baik, tata karama dan sopan santun. Selain itu, program BK
juga disusun berdasarkan permasalahan belajar siswa seperti motivasi belajar,
cara meringkas buku yang efektif, dan sebagainya.
Fasilitas
Agar dapat terlaksananya
pelayanan bimbingan dan konseling sebaik-baiknya maka di samping membentuk dan
mengatur organisasinya secara baik, dan penugasan tenaga personil yang sesuai
dengan kemampuannya masing-masing, perlu adanya fasilitas atau sarana dan
prasarana yang menunjang terselenggaranya pelayanan bimbingan dan konseling
dengan baik dan efesien. Diantaranya ruangan BK, instrumen pengumpul data,
perlengkapan administrasi bimbingan, alat penyimpan data, perlengkapan teknis
dan lainnya.
Fasilitas
yang ada di ruang BK adalah 4 set meja dan kursi untuk masing-masing guru BK, 1
unit komputer, 1 unit printer, 1 ruang konseling individual, dua set kursi
tamu, 4 buah lemari untuk menyimpan dokumen-dokumen penting (arsip BK).
Akuntabilitas BK
Adapun
yang dimaksud dengan akuntabilitas program adalah mengacu pada
pertanggungjawaban yang berkenaan dengan hasil dari kegiatan-kegiatan Bimbingan
Konseling yang telah dilaksanakan. Hal ini akan berkaitan erat dengan rencana
program yang disusun sebelumnya dan juga akan menampilkan akuntabilitas proses
yang berhubungan dengan proses pelaksanaan kegiatan.
Sehubungan
dengan hal tersebut, akuntabilitas Bimbingan Konseling akan dapat
diimplementasikan dengan baik karena adanya beberapa faktor pendukung,
diantaranya :
1.
Kepemimpinan yang
memberi teladan
2.
Mendiskusikan
program-program yang akan dilaksanakan dengan benar dan tuntas, sehingga dapat
ditentukan dengan jelas apa tujuan yang akan dicapai dan apa pula indikator
kinerjanya
3.
Ciptakan koordinasi
yang baik inter dan antar unit terkait
4.
Rumuskan standar
kinerja yang jelas
5.
Komunikasikan
kepada semua pihak, tujuan dan makna akuntabilitas.
Kepengawasan
Pengawasan dapat diartikan sebagai upaya
untuk mengamati secara sistematis dan berkesinambungan, merekam, memberi
penjelasan, petunjuk, pembinaan, dan meluruskan hal yang kurang tepat, serta
memperbaiki kesalahan. Pengawasan merupakan kunci keberhasilan dalam
keseluruhan proses manajemen, perlu dilihat secara komprehensif, terpadu dan
tidak terbatas pada hal-hal tertentu. Pada pelaksanaan pelayanan bimbingan dan
konseling, ke pengawasan dapat dilakukan secara internal oleh kepala sekolah
dan external pengawas sekolah yang berasal dari diknas/depag.
Di
SMA Pertiwi, kepengawasan kegiatan BK dilakukan oleh tim pengawas eksternal
(dari dinas dan yayasan) serta pengawas internal (supervisor). Pengawasan
eksternal dilakukan minimal satu kali per semester, begitu juga dengan
pengawasan internal atau supervisi.
Pengembangan
Menurut
Prayitno (1997) pengembangan pelayanan
bimbingan dan konseling memang banyak tergantung pada organisasi, program,
prasarana dan sarana yang tersedia namun peranan tenaga manusia adalah yang
paling utama seluruh personil sekolah hendaknya mau untuk saling bahu membahu
bagi terselenggaranya pelayanan bimbingan dan konseling secara baik di setiap
satuan pendidikan. Pengembangan dan pembinaan organisasi dan program
pelaksanaannya secara nyata, serta para pelaksana pelayanan bimbingan dan
konseling dilaksanakan dengan mengikutsertakan dan memanfaatkan
sebesar-besarnya peranan lembaga pendidikan prajabatan dan dalam jabatan tenaga
pembimbing, serta organisasi profesi bimbingan dan konseling.
Pengembangan para pelaksanaan itu perlu
diikuti oleh pengembangan prasarana dan sarana. Sarana dan prasarana yang
terbatas, apalagi yang dibarengi dana dan langkah, akan menjadi kendala yang
cukup berat bagi gerak langkah para pelaksanaan, meskipun mutu dari yang di
atas telah mulia ditingkatkan.
Pengembangan
program BK di SMA pertiwi 1 padang adalah :
1.
Seminar psikologi
pendidikan untuk guru dengan tujuan meminimalisir perlakuan guru yang akan
menjatuhkan mentalitas siswa, misalnya meremehkan kemampuan siswa, dll.
2.
Seminar karir untuk
siswa dengan tujuan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengenal secara
langsung pekerja profesional di bidangnya seperti pengacara, dokter, banker,
musisi, enterpreneur, dan lain-lain.
Permasalahan Pengelolaan Dan Solusi
1.
Masalah
Adapun
permasalahan yang kerap ditemukan adalah jalur layanan konseling yang belum
dimengerti oleh seluruh personil sekolah.
2.
Solusi
-
Menempelkan jalur
layanan konseling di ruang konseling
-
Memberi pemahaman
tentang jalur layanan konseling itu pada saat rapat yang dianggap keadaan atau
situasinya memadai untuk membicarakan tentang itu.
YEL- YEL
Irama:
Tombo Ati (Opick)
Manajemen
konseling ada 10 bagiannya
Yang
pertama, harus ada konsepnya
yang
kedua faham fungsi dan syaratnya
Yang
empat organisasi personalia
Yang
kelima harus tepat program kerjanya
Yang
keenam harus ok fasilitasnya
Yang
ketujuh akuntabilitas perogramnya
Berikutnya
kepegawaian dan pengembangan
Yang
terakhir permasalahan dan solusinya...
Weowe
owe owe owe owe owe owe
DAFTAR PUSTAKA
Gary L. Spear (tt) Comprehensive School Counseling on
line
http://www.dpi.wisconsin.gov/sspw/counsl1.html diakses pada 3 Februari 2018
Mulyasa,
2003, Manajemen Berbasis Sekolah (Konsep, Strategi dan inplementasi), PT
Remaja Rosda Karya: Bandung.
Prayitno,
1997, Pelayanan Bimbingan Dan konseling (Sekolah Menengah Umum), PT
Ikrar Mandiriabadi: Jakarta.
Sofyan S. Willis. 2004. Konseling Individual; Teori dan Praktek.
Bandung :
Alfabeta.
Yusuf A Muri, Manajemen
Pelayanan Konseling di Sekolah, Konvensi Nasional II IKI dan Seminar Internasional Konseling:
2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar