A. Prosedur
dasar pembiasaan/pengkondisian
Prosedur dasar pembiasaan/pengkondisian bisa dibagi menjadi empat (4)
prosedur. Antara lain sebagai berikut :
1. Pengkondisian
klasik
Pembiasaan klasik adalah sekumpulan
prosedur latihan saat stimulus yang datang menggantikan stimulus yang lain dan
menimbulkan respon. Teori pembiasaan klasik ini berkembang berdasarkan hasil
eksperimen yang dilakukan oleh Ivan Pavlov (1849-1936),seorang ilmuan besar
rusia yang berhasil menggondol hadiah nobel pada tahun 1909. Prosedur
ini dikembangkan oleh Pavlov dalam sebuah laboratorium terhadap anjing yang
diikat sebelum percobaan.
|
|
Makanan dan bunyi garpu sebagai stimulus dan pengeluaran air
liur sebagai respon. Makanan merupakan stimulus tak terkodisi (unconditional stimulus) atau UCS. Respon
yang muncul dari UCS ini adalah respon yang tak terkondisi (unconditoining
response) UCR. Palvov membunyikan garpu sebagai stimulus berkondisi (CS) yaitu
semua stimulus awal netral yang memerluka kapasitas untuk melahirkan seatu
respon sebagai hasil dari CS-UCS. Respon yang muncul dari bunyi garpu ini juga
mengeluarkan air liurdinamakan dengan respon berkondisi (conditional response)
atau CR.
Pengkondisian palvov ini disebut dengan pengkondisian adaptasi klasik. Karena UCS (Makanan)
merupakan stimulus positif yang bersifat emotional.
Prosedur yang digunakan untuk menghasilkan respon negatif yang
bersifat emosional biasa adalah pengkondisian pertahanan klasik (classical defense conditioning) atau
respon penolakan.
Kata dan simbol juga bisa digunakan dalam pengkondisian klasik.
Apabila kata dipasangkan dengan UCS akan dapat melahirkan sebagai respon. Dari hasil
penelitian ditemukan beberapa kata seperti sosialisme, komunisme dan lain-lain
dapat membuat respon emosional yang tinggi dari orang tertentu.
2. Pengkondisian
instrumental
Pada pembiasaan klasik oleh Pavlov,
organisme bersifat pasif, Penguji memutuskan kapan untuk memberikan stimulus
dan menunggu respon dari organisme
Organisme tidak mempunyai kontrol
ketika peristiwa ini terjadi. Sebaliknya pembiasaan instrumen adalah suatu
situasi yang membuat organisme punya kontrol yang besar terhadap peristiwa yang
terjadi. Respon yang dihasilkan adalah untuk memperoleh penghargaan.
Pengkondisian instrumental mengacu pada stimulus dimana adanya
latihan yang diskrit (descret trial). Pengekperimen memutuskan saat untuk
menerapkan stimulus dan menunggu secara virtual respon yang akan muncul dari
organisma yang diekpresikan. Organisma tidak memiliki kontrol terhadap
peristiwa yang terjadi
3. pengkondisian
operant
Teori pembiasaan prilaku respon (operant conditioning) ini merupakan teori belajar yang berusia
paling muda dan masih sangat berpengaruh dikalangan para ahli psikologi belajar
masa kini. Penciptanya bernama Burrhus Frederic Skinner (lahir tahun 1904). Pembiasaan
operan merupakan situasi yang memungkinkan organisme untuk memiliki control
yang besar terhadap peristiwa. Respon yang dilakukan oleh organisme adalah
untuk mendapatkan suatu penghargaan.
Perbedaan antara pengkondisiaan instrumental dengan
pengkondisiaan operan terletak pada
prosedur dan cara memberikan latihan kepada organisma selama latihan.
Pengkondidian instrumental mengacu pada situasi dimana adanya lahihan . bila suatu latihan dimulai, jadi
ekperimen menjaga urutan latihan dengan baik. Pengkondisian operan memberikan
peluang kepada subjek untuk memberikan respon secara bebas, mengendalikan dan
mengatur rentangan responnya sendiri.
B. Konsep
penguatan (reinforcement)
Menurut pendapat edward thorndike, belajar secara
fundamental tergantungpada hadiah (reward)
atau hukuman (punishment) yang
terdekat mengikutiyang dihasilkan si pelajar. Dalam hal ini ahli psikologi
sering menggunakan istilah penguatan (reinforcement) dari pada reward.
Penguatan secara teoritis merupakan istilah yang lebih netral dan secara umum
mengacu pada proses yang membuat respon yang cenderung menjadi dikuatkan.
Penguatan (reinforcer) adalah semua pristiwa yang terbjadi dalam rentangan
waktu yang terdekat dengan respon, yang akan meningkatkan kecenderungan
pengulangan respon yang telah dilakukan.
Pada pengkondisian instrumental kita
dapat membedakan penguatan negatif (negative
reinforcers) dan penguatan positif (positive reinforcers)
1.
Penguatan
positif adalah semua peristiwa yang bisa muncul akan menguatkan respon
2.
Penguatan
negatif sebaliknya adalah semua peristiwa yang dihilangkan atau dihentikan akan
menguatankan respon.
Pembelajaran manusia selalu berada dibawah kendali
penguatan positif dan penguatan negafit dan faktor tersebuat akan hadir pada
kesempatan tertentu.
C. Prinsip-prinsip
dasar pembiasaan
Ada enam prinsip dari pengkondisian klasik,
instrumental dan operan yaitu:
1.
Perolehan (aquisition) dapat
digambarkan sewaktu melakukan pembiasaan operan atau instrumen di kelas.
2. Pengurangan (extinction)
merupakan proses penurunan intensitas kekuatan respon
yang mengikuti penghilangan penguatan. Prinsip pertama penguatan yang diberikan
secara tidak penuh (partial
reinforcement) meningkatkan keengganan untuk menghentikan respon. Prinsip
kedua disebut dengan efek penguatan partial (partial reinforcement effect).
3.
Pengeneralisasian
(generalization) adalah
proses penerapan kembali respon yang telah dilakukan pada suatu situasi atau
konteks lain. Prinsip dasarnya bahwa stimulus ada bila sebuah respon dipelajari
pada satu situasi sistimulus pada situasi latihan sehingga cenderung
menghasilkan respon yang sama disebut dengan penjeneralisasian
stimus (stimulus generalization).
4.
Pengembalian
spontan (spontaneous recovery) dari respon yaitu proses
pemunculan kecuali respon yang telah mengalami pengurangan (extinction).
5. pembeda (discrimination) proses pembelajaran untuk
memberikan respon secara berbeda terhadap stimulus yang mirip.
6. perbedaan (differentation)
mengacu kepada proses dimana
respon dikuatkan secara berbeda. Dalam hal ini menekankan bahwa respon dapat
menjadi lebih persis di dalam pembelajaran itus sendiri.
D. Penerapan
prinsip pembiasaan
Penerapan prinsip-prinsip
pembiasaan sudah banyak diterapkan dalam sosial dan proses perkembangan di
dalam teori dan terapi kepribadian dan dalam situasi pembelajaran individual di
kelas. Saat ini telah banyak ditemui perkembangan baru dalam teknologi
pendidikan, seperti pengajaran teprogram (program
intruction) dan pengajaran dengan bantuan komputer (computer-aid instruction). Semua ini berdasarkan prinsip-prinsip
pembiasaan operan.
Selain itu pembiasaan juga banyak
diterapkan dalam terapi perilaku menyimpang. Prinsip dasar yang mendasari
terapi ini adalah bahwa perilaku yang tidak sehat merupakan perilaku yang
dipelajari dan bahwa pembelajaran tertentu berlangsung sesuai dengan prinsip
yang sama dengan berlangsungnya pembelajaran yang lain. Jadi, jika perilaku
yang adaptif diharapkan sesuai dengan prinsip pembelajaran, maka sangat
beralasan untuk mengatakan bahwa perilaku mengimpang juga dipelajari. Dengan
kata lain perilaku itu menguat melalui respon yang berbeda, sehingga dapat pula
diasumsikan bahwa perilaku menyimpang dipandang sebagai peristiwa yang
dipelajari (learned event).
Teknik-teknik penerapan prinsip
pembiasaan perilaku meliputi disentisasi sistematis (systematic desentization), peledakan ke dalam (implosion therapy), dan antipati (aversion therapy)
1.
Desensitisasi sistematic (systematic desentization)
Teknik ini mencakup rangkaian operasi yang terpisah
a.
Pasien dilatih dalam sitiasi otot yang yang sangat santai
b.
Kemudian di ikuti oleh suatu tingkatan peristiwa stimulus sampai
pada tingkat hilangnya kenyaman
c.
Pemberi terapi dan pasien bekerja sama melalui suatu hirarki
stimulus yang mengembalikan kenyamanan atau kesenangan
2.
Implosion therapy
Tehnik ini hampir sama dengan systematic desentization. Pasien disuruh membayangkan
/menghayalkan atau amevisualisasikan
stimulus yang membuat rasa takut. Misalnya membayangkan sekawanan binatang buas
atau berbisa yang mengerikan. Karena tidak ada hukuman atau bahaya dalam bentuk
binatang buas berbisa atau berbisa terjadi.maka diasumsikan bahwa rasa takut
terhadap binatang buas atau berbisa secara berangsur-angsur akan lenyap
3.
Aversion theraphy
Materi pembiasaan ini sangatlah bermanfaat untuk dapat di kuasai
dengan baik mengingat pembiasaan merupkan hal yang sangat pokok di terapkan
dalam pembelajaran , dengan metode ini siswa diharapkan dapat mebiasakan
terutama dalam hal belajar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar