Sabtu, 25 November 2017

BELAJAR PEMBIASAAN

A.  Prosedur dasar pembiasaan/pengkondisian
Prosedur dasar pembiasaan/pengkondisian bisa dibagi menjadi empat (4) prosedur. Antara lain sebagai berikut :
1.    Pengkondisian klasik
Pembiasaan klasik adalah sekumpulan prosedur latihan saat stimulus yang datang menggantikan stimulus yang lain dan menimbulkan respon. Teori pembiasaan klasik ini berkembang berdasarkan hasil eksperimen yang dilakukan oleh Ivan Pavlov (1849-1936),seorang ilmuan besar rusia yang berhasil menggondol hadiah nobel pada tahun 1909. Prosedur ini dikembangkan oleh Pavlov dalam sebuah laboratorium terhadap anjing yang diikat sebelum percobaan.

Makanan (UCS)            Air liur (UCR)
Bunyi garpu (CS)           Air liur (CR)

Makanan dan bunyi garpu sebagai stimulus dan pengeluaran air liur sebagai respon. Makanan merupakan stimulus tak terkodisi (unconditional stimulus) atau UCS. Respon yang muncul dari UCS ini adalah respon yang tak terkondisi (unconditoining response) UCR. Palvov membunyikan garpu sebagai stimulus berkondisi (CS) yaitu semua stimulus awal netral yang memerluka kapasitas untuk melahirkan seatu respon sebagai hasil dari CS-UCS. Respon yang muncul dari bunyi garpu ini juga mengeluarkan air liurdinamakan dengan respon berkondisi (conditional response) atau CR.
Pengkondisian palvov ini disebut dengan pengkondisian  adaptasi klasik. Karena UCS (Makanan) merupakan stimulus positif yang bersifat emotional.
Prosedur yang digunakan untuk menghasilkan respon negatif yang bersifat emosional biasa adalah pengkondisian pertahanan klasik (classical defense conditioning) atau respon penolakan.
Kata dan simbol juga bisa digunakan dalam pengkondisian klasik. Apabila kata dipasangkan dengan UCS akan dapat melahirkan sebagai respon. Dari hasil penelitian ditemukan beberapa kata seperti sosialisme, komunisme dan lain-lain dapat membuat respon emosional yang tinggi dari orang tertentu.           
2.      Pengkondisian instrumental
Pada pembiasaan klasik oleh Pavlov, organisme bersifat pasif, Penguji memutuskan kapan untuk memberikan stimulus dan menunggu respon dari organisme
Organisme tidak mempunyai kontrol ketika peristiwa ini terjadi. Sebaliknya pembiasaan instrumen adalah suatu situasi yang membuat organisme punya kontrol yang besar terhadap peristiwa yang terjadi. Respon yang dihasilkan adalah untuk memperoleh penghargaan.
Pengkondisian instrumental mengacu pada stimulus dimana adanya latihan yang diskrit (descret trial). Pengekperimen memutuskan saat untuk menerapkan stimulus dan menunggu secara virtual respon yang akan muncul dari organisma yang diekpresikan. Organisma tidak memiliki kontrol terhadap peristiwa yang terjadi
3.      pengkondisian operant
Teori pembiasaan prilaku respon (operant conditioning) ini merupakan teori belajar yang berusia paling muda dan masih sangat berpengaruh dikalangan para ahli psikologi belajar masa kini. Penciptanya bernama Burrhus Frederic Skinner (lahir tahun 1904). Pembiasaan operan merupakan situasi yang memungkinkan organisme untuk memiliki control yang besar terhadap peristiwa. Respon yang dilakukan oleh organisme adalah untuk mendapatkan suatu penghargaan.
Perbedaan antara pengkondisiaan instrumental dengan pengkondisiaan  operan terletak pada prosedur dan cara memberikan latihan kepada organisma selama latihan. Pengkondidian instrumental mengacu pada situasi  dimana adanya lahihan . bila suatu latihan dimulai, jadi ekperimen menjaga urutan latihan dengan baik. Pengkondisian operan memberikan peluang kepada subjek untuk memberikan respon secara bebas, mengendalikan dan mengatur rentangan responnya sendiri.   
B.  Konsep penguatan (reinforcement)
Menurut pendapat edward thorndike, belajar secara fundamental tergantungpada hadiah (reward) atau hukuman (punishment) yang terdekat mengikutiyang dihasilkan si pelajar. Dalam hal ini ahli psikologi sering menggunakan istilah penguatan (reinforcement) dari pada reward. Penguatan secara teoritis merupakan istilah yang lebih netral dan secara umum mengacu pada proses yang membuat respon yang cenderung menjadi dikuatkan.
              Penguatan (reinforcer) adalah semua pristiwa yang terbjadi dalam rentangan waktu yang terdekat dengan respon, yang akan meningkatkan kecenderungan pengulangan respon yang telah dilakukan.
              Pada pengkondisian instrumental kita dapat membedakan penguatan negatif (negative reinforcers)  dan penguatan positif (positive reinforcers)
1.    Penguatan positif adalah semua peristiwa yang bisa muncul akan menguatkan respon
2.    Penguatan negatif sebaliknya adalah semua peristiwa yang dihilangkan atau dihentikan akan menguatankan respon.
Pembelajaran manusia selalu berada dibawah kendali penguatan positif dan penguatan negafit dan faktor tersebuat akan hadir pada kesempatan tertentu.
C.      Prinsip-prinsip dasar pembiasaan
Ada enam prinsip dari pengkondisian klasik, instrumental dan operan yaitu:
1.    Perolehan (aquisition) dapat digambarkan sewaktu melakukan pembiasaan operan atau instrumen di kelas.
2.    Pengurangan (extinction) merupakan proses penurunan intensitas kekuatan respon yang mengikuti penghilangan penguatan. Prinsip pertama penguatan yang diberikan secara tidak penuh (partial reinforcement) meningkatkan keengganan untuk menghentikan respon. Prinsip kedua disebut dengan efek penguatan partial (partial reinforcement effect).
3.    Pengeneralisasian (generalization) adalah proses penerapan kembali respon yang telah dilakukan pada suatu situasi atau konteks lain. Prinsip dasarnya bahwa stimulus ada bila sebuah respon dipelajari pada satu situasi sistimulus pada situasi latihan sehingga cenderung menghasilkan respon yang sama disebut dengan penjeneralisasian stimus (stimulus generalization).
4.    Pengembalian spontan (spontaneous recovery) dari respon yaitu proses pemunculan kecuali respon yang telah mengalami pengurangan (extinction).
5.    pembeda (discrimination) proses pembelajaran untuk memberikan respon secara berbeda terhadap stimulus yang mirip.
6.    perbedaan (differentation) mengacu kepada proses dimana respon dikuatkan secara berbeda. Dalam hal ini menekankan bahwa respon dapat menjadi lebih persis di dalam pembelajaran itus sendiri.
D.      Penerapan prinsip pembiasaan
Penerapan prinsip-prinsip pembiasaan sudah banyak diterapkan dalam sosial dan proses perkembangan di dalam teori dan terapi kepribadian dan dalam situasi pembelajaran individual di kelas. Saat ini telah banyak ditemui perkembangan baru dalam teknologi pendidikan, seperti pengajaran teprogram (program intruction) dan pengajaran dengan bantuan komputer (computer-aid instruction). Semua ini berdasarkan prinsip-prinsip pembiasaan operan.
Selain itu pembiasaan juga banyak diterapkan dalam terapi perilaku menyimpang. Prinsip dasar yang mendasari terapi ini adalah bahwa perilaku yang tidak sehat merupakan perilaku yang dipelajari dan bahwa pembelajaran tertentu berlangsung sesuai dengan prinsip yang sama dengan berlangsungnya pembelajaran yang lain. Jadi, jika perilaku yang adaptif diharapkan sesuai dengan prinsip pembelajaran, maka sangat beralasan untuk mengatakan bahwa perilaku mengimpang juga dipelajari. Dengan kata lain perilaku itu menguat melalui respon yang berbeda, sehingga dapat pula diasumsikan bahwa perilaku menyimpang dipandang sebagai peristiwa yang dipelajari (learned event).
Teknik-teknik penerapan prinsip pembiasaan perilaku meliputi disentisasi sistematis (systematic desentization), peledakan ke dalam (implosion therapy), dan antipati (aversion therapy)
1.    Desensitisasi sistematic (systematic desentization)
Teknik ini mencakup rangkaian operasi yang terpisah
a.    Pasien dilatih dalam sitiasi otot yang yang sangat santai
b.    Kemudian di ikuti oleh suatu tingkatan peristiwa stimulus sampai pada tingkat hilangnya kenyaman
c.    Pemberi terapi dan pasien bekerja sama melalui suatu hirarki stimulus yang mengembalikan kenyamanan atau kesenangan
2.    Implosion therapy
Tehnik ini hampir sama dengan systematic desentization. Pasien disuruh membayangkan /menghayalkan  atau amevisualisasikan stimulus yang membuat rasa takut. Misalnya membayangkan sekawanan binatang buas atau berbisa yang mengerikan. Karena tidak ada hukuman atau bahaya dalam bentuk binatang buas berbisa atau berbisa terjadi.maka diasumsikan bahwa rasa takut terhadap binatang buas atau berbisa secara berangsur-angsur akan lenyap
3.    Aversion theraphy
Materi pembiasaan ini sangatlah bermanfaat untuk dapat di kuasai dengan baik mengingat pembiasaan merupkan hal yang sangat pokok di terapkan dalam pembelajaran , dengan metode ini siswa diharapkan dapat mebiasakan terutama dalam hal belajar. 





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

miskonsepsi dalam bimbingan dan konseling

BAB II PEMBAHASAN A.     Pengertian Miskonsepsi 1.       Pengertian Konsep Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, konsep diartikan ...