Minggu, 11 Maret 2018

KONSEP DAN PERMASALAHAN BK DISEKOLAH


MANAJEMEN SEKOLAH
Konsep Dan Permasalahan Organisasi Dan Administrasi
                     
oleh : Fitri Yunizar
UNIVERSITAS NEGRI PADANG

Abstrak
Administrasi dalam arti sempit diambil dari bahsa Belanda administratie yang berarti setiap penyusunan keterangan–keterangan secara sistematis dan pencatatannya secara tertulis dengan maksud untuk memperoleh suatu ikhtisar mngenai keterangan–keterangan itu dalam keseluruhannya dan dalam hubungannya antara satu sama lain. Sedangkan dalam arti luas administrasi adalah keseluruhan proses kerja sama antara dua orang atu lebih yang didasarkan asas tertentu untuk mencapai tujuan tertentu. Organisasi adalah suatu bentuk kerjasama antar sekelompok orang berdasarkan suatu perjanjian untuk bekerjasama guna mencapai tujuan bersama yang telah ditentukan. Dalam artikel ini dijelaskan apa- apa saja organisasi yang terrkait dengan bimbingan dan konseling serta bagaimana administrasinya.
Keyword: organisasi, administrasi, bimbingan konseling



Pendahuluan
Manusia adalah mahluk yang selalu melalukan kegiatan administrasi. Didalam kehidupannya manusia melalukan kegiatan untuk memenuhi kebutuhannya. Permasalah administrasai pada dasarnya sudah tumbuh sejak adanya peradaban yakni sejak manusia melakukan hubungan sosial akan tetapi mengalami perubahan- perubahan sesuai dengan kebutuhan manusia. Salah satu yang akan dibahas dalam konteks ini adalah menyangkut administrasi dan organisasi dalam bimbingan dan konseling.
Kata administrasi berasal dari dari bahasa latin yang terdiri dari ad dan minister. Ad berarti arah atau kepada atau terhadap. Sedangkan mister berarti melayani, membantu dan melakukan. Kaitan antara konsep administrasi dengan pelaksanaan bimbingan dan konseling adalah penyelenggaraan bimbingan dan konseling disekolah adalah rangkaian dari berbagai komponen / organsasi yang saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya dengan memiliki azas- azas atas hubungan antara komponen dan juga memiliki prosedur dan tehnik dalam hubungan satu dengan yang lainnya.

Kajian Teori
KONSEP ORGANISASI
Organisasi bisa diartikan suatu bentuk kerjasama antar sekelompok orang berdasarkan suatu perjanjian untuk bekerjasama guna mencapai tujuan bersama yang telah ditentukan. Secara khusus, organisasi adalah sebagai struktur tata pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antara sekelompok orang pemegang posisi  yang bekerjasama secara  tertentu untuk bersama mencapai tujuan tertentu. Untuk melaksanakan organisasi maka seorang menejer harus memperhatikan prinsip orgnaisasi  yaitu: Tujuan organisasi yakni suatu tujuan yang hanya dapat dicapai melalui daya upaya kerjasama yang  teratur dan kontinu antara orang-orang yang bersangkutan, Ada pembagian kerja dan penugasan kerja yang homogen, Tugas, tanggungjawab dan kekuasaan harus kesesuaian perimbangan.
 Setiap pelimpahan kekuasaan dan tugas harus dilakukan secara tepat dan jelas. Organisasi hendaknya mengikuti garis-garis tata-hubungan  atasan-bawahan atau secara (hirarki) yang ada. Adanya komunikasi yang baik. Kewajiban pimpinan untuk mengadakan pengecekan terhadap pelaksanaan perintah-perintahnya. Kontinuitas. Saling asuh antara instansi lini dan staf, Koordinasi, Orgnasasi itu hidup, Asas tahu diri, Prajudi A (1982)
Menurut Duncan (dalam Nurhijrah, 2009: 21) organisasi adalah suatu kebersamaan dan interaksi serta saling ketergantungan individu yang bekerja kearah tujuan yang telah ditetapkan dan hubungan kerjasamannya telah diatur sesuai dengan struktur yang telah ditentukan. Kemudian Schermerhon, hunt & Osborn (dalam Nurhijrah, 2009: 21) menjelaskan bahwa organisasi adalah kumpulan orang-orang yang sedang bekerja bersama melalui pembagian tenaga kerja untuk mencapai tujuan umum yang telah dicapai.
Dalam proses penyusunan struktur orgnanisasi ada dua aspek utama yaitu departementalisasi dan pembagian kerja. Departementalisasi adalah pengelompokan  kegiatan-kegiatan kerja suatu organisasi agar kegiatan yang sejenis dan saling berhubungan dapat dikerjakan bersama. Sedangkan pembagian kerja adalah perincian tugas pekerjaan agar setiap individu dalam orgnisasi dapat bertanggungjawab untuk dan melaksanakan sekumpulan tugas  tertentu.
T. Hani Handoko (2001) menjelaskan bahwa pengorganisasian adalah:
1.    Penentuan sumber daya-sumber daya dan kegiatan  yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi
2.    Perancangan dan pengembangan suatu organisasi atau kelompok kerja yang akan membawa hal-hal tersebut ke arah  tujuan
3.    Penugasan tanggung jawab tertentu
4.    Pendegelasian wewenang yang diperlukan kepada individu-individu untuk melaksanakan tugas-tugasnya.  
 Tujuan organisasi, menurut Rizka A dan Marwisni (2002) memiliki beberapa tipe, yaitu:
1.    Tujuan kemasyarakatan
Tujuan organisasi dikaitkan dengan kebutuhan dan tujuan  masyarakat. Misalnya pembentukan sikap, apresiasi nilai dan sebagainya.
2.    Tujuan output (keluaran)
Menyangkut segala sesuatu yang berkaitan dengan jenis-jenis keluaran organisasi dalam bentuk fungsi-fungsi konsumen.
3.    Tujuan Sistem
Fungsi organisasi tidak tergantung pada barang atau  jasa yang diproduksi, tetapi lebih ditekankan pada mekanisme tertentu, seperti terkendali, ketat dan sebagainya.
4.    Tujuan Produk
Penekanan pada kualitas atau kuantitas, gaya, ketersediaan, kenaikan dan sebagainya.

5.    Tujuan Turunan
Tujuan disusun berkontribusi kepada suatu hal yang lebih jauh seperti kebijakan  yang ditempuh sekarang akan berpengaruh pada kemajuan di masa yang akan datang.
 Pencapaian tujuan organisasi dipengaruhi oleh pelaksanaan proses pengorganisasian. Proses ini tercermin melalui struktur organisasi yang mencakup beberapa aspek:
1.    Pembagian kerja
2.    Departementalisasi
3.    Bagan organisasi formal
4.    Rantai perintah dan satuan perintah
5.    Tingkat hirarki
6.    Saluran komunikasi
7.    Penggunaan komite
8.    Rentang manajemen dan  kelompok-kelompok informal yang tidak dapat dihindari
Organisasi dalam Bimbingan dan Konseling adalah lembaga Bimbingan dan konseling itu sendiri dan kegiatan yang dilakukan oleh konselor sekolah dalam pelayanan Bimbingan dan Konseling.

HUBUNGAN DAN KEDUDUKAN ORGANISASI, ADMINISTRASI DAN PENGELOLAAN  
Organisasi bisa diartikan sebagai struktur pembagian dan hubungan kerja yang didalamnya ada proses pengadministrasian yang dikelola dengan tepat dan akurat. Di dalam organisasi sebagai suatu badan, administrasi  sangat diperlukan agar organisasi tetap hidup  dan berkembang. Prajudi (1982) menjelaskan bahwa administrasi terdiri dari organisasi, tata usaha dan pengelolaan. Jadi dapat disimpulkan bahwa hubungan antara organisasi, administrasi dan  pengelolaan adalah organisasi sebagai suatu badan memerlukan administrasi sedangkan administrasi merupakan pengelolaan terhadap organisasi itu sendiri. Jadi organisasi dan administrasi merupakan satu kesatuan yang takterpisah. Dengan kata lain organisasi mengupayakan agar  semua sumber daya & administrasi dapat berdayaguna& berhasil guna dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama.

PERSONIL
Menurut Prayitno (1997) personil pelaksana pelayanan Bimbingan dan Konseling adalah segenap unsur yang terkait dalam organigram pelayanan Bimbingan dan Konseling  dengan koordinator dan Guru Pembimbing sebagai pelaksana utamanya. Unsur-unsur tersebut adalah Personil pada Kanwil/Kandep,misalnya Dinas Pendidikan,Kepala Sekolah, wakil kepala sekolah, Guru Pembimbing atau Guru Kelas,Guru Mata Pelajaran, Guru Praktik, dan Wali Kelas. Selain itu dalam pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah bekerja sama dengan Orang Tua Wali,dan Ahli-ahli lain dalam bidang non-bimbingan dan non-pengajaran yang terkait.

TUGAS POKOK
Masing- masing personil dalam organinasi, memiliki peran yang berbeda. Adapun tugas- tugas tersebut dijabarkan sebagai berikut:
1.    Dinas Pendidkan: Bertugas melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling di satuan-satuan pendidikan.
2.    Kepala Sekolah
a.    Mengkoordinir setiap kegiatan yang diprogramkan dan berlangsung di sekolah, sehingga pelaayanan pengajaran, latihan dan bimbingan dan konseling merupakan  suatu kesatuan yang terpadu harmonis dan dinamis.
b.    Menyediakan sarana prasarana, tenaga  dan berbagai kemudahan  bagi terlaksananya pelayanan bimbingan dan konseling yang efektif  dan efisien
c.    Melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap perencanaan dan pelaksanaan program, penilaian dan upaya tindak lanjut pelayanan Bimbingan dan Konseling
d.   Mempertanggungjawabkan   pelaksanaan layanan Bimbingan dan Konseling 
3.    Wakil Kepala Sekolah: Sebagai  pembantu Kepala Sekolah, wakil Kepala Sekolah membantu Kepala Sekolah dalam melaksanakan tugasnya yang tersebut diatas.
4.    Koordinator Bimbingan dan Konseling
a.                Mengkoordinasikan para Guru Pembimbing
1)   Memasyarakatkan pelayanan Bimbingan dan  Konseling kepada segenap warga sekolah
2)        Memprakarsai menyusun program layanan Bimbingan dan Konseling
3)        Melaksanakan program layanan Bimbingan dan Konseling
4)        Mengadiministrasikan program layanan Bimbingan dan Konseling
5)        Menilai hasil pelaksanaan program layanan Bimbingan dan Konseling
6)        Menganalisis hasil penilainan pelaksanaan Bimbingan dan Konseling
7)        Memberikan tindak lanjut terhadap analisis hasil penilaian Bimbingan dan Konseling
b.    Mengusulkan kepada Kepala Sekolah  dan menmgusahakan bagi terpenuhinya tenaga, sarana prasarana, alat dan perlengkapan  pelayanan Bimbingan dan Konseling.
c.    Mempertanggungjawabkan pelaksanaan layanan Bimbingan dan Konseling kepada Kepala Sekolah.
5.    Guru Mata Pelajaran dan Guru Praktik
a.    Membantu Guru bimbingan dan konseling mengidentifikasi siswa-siswa yang memerlukan layanan
b.    Membantu mengembangkan suasana kelas, hubungan guru-siswa dan siswa-siswa  yang  menunjang pelaksanaan layanan Bimbingan dan Konseling
c.    Berpartisipasi dalam kegiatan khusus penanganan masalah siswa seperti konferensi kasus
d.   Membantu mengumpulkan informasi yang diperlukan dalam  rangka penilaian pelayanan Bimbingan dan Konseling dan upaya tindak lanjutnya.
6.   Guru Pembimbing/Konselor Sekolah
a.                Memasyarakatkan pelayanan Bimbingan dan Konseling
b.                Merencanakan program layanan Bimbingan dan Konseling
c.    Melaksanakan segenap program satuan  layanan Bimbingan dan Konseling dan layanan pendukung
d.   Menilai proses dan hasil layanan Bimbingan dan Konseling
e.    Menganalisa hasil layanan Bimbingan dan Konseling
f.     Melaksanakan tindak lanjut  hasil analisa layanan Bimbingan dan Konseling
g.    Mengadministrasikan kegiatan satuan layanan Bimbingan dan Konseling
h.    Mempertangggungjawabkan tugas dan kegiatannya kepada Koordinator BK dan  Kepala Sekolah.
7.    Wali Kelas
a.    Membantu Guru Mata Pelajaran melaksanakan peranannya dalam  layanan Bimbingan dan Konseling khusus kelas yang menjadi tanggungjawabnya
b.    Membantu memberikan kesempatan dan kemudahan bagi siswa di  kelasnya untuk mengikuti  layanan Bimbingan dan Konseling
c.    Berpartisipasi aktif dalam kegiatan khusus layanan Bimbingan dan Konseling
d.   Mengalihtangankan siswa keda Guru Pembimbing

STRUKTUR ORGNANISASI BK DI SEKOLAH
Dinas Pendidikan Kota
 
 

Pengawas sekolah bidang BK
 
 
 



Komite Sekolah
 
Tata Usaha
 
                                                    - - -- --
Pembina Ektra kurikuler 
 
 



Peserta Didik

 
                 


Keterangan :
     : Hubungan instruksi                                                                                     
                 : Hubungan Koordinasi    
MASALAH DAN SOLUSI
Permasalahan orgnaisasi dalam Bimbingan dan Konseling, antara lain :
1.      Perencanaan Program layanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan siswa
Solusi : Guru Pembimbing /Konselor seharusnya memahami dan dapat memprediksi kebutuhan peserta didik yang ditindaklanjuti dengan cara penyebaran angket need assessment agar layanan yang diberikan tepat sasaran dan tepat guna.
2.      Ketidakpahaman dan ketidakterlaksanya tugas sebagai Guru Pembimbing maka ia diberi tugas diluar wewnangnya seperti piket, razia atau menghukum siswa.
Solusi: hendaknya Guru Pembimbing/Konselor Sekolah komitmen dengan tugas- tugasnya dan terus  berupaya mengembangkan diri melalui belajar dan pelatihan.
3.      Kurang pahamnya Kepala Sekolah terhadap tugas dan perannya dalam Bimbingan dan Konseling di sekolah yaitu menyediakan sarana prsarana untuk mempermudah pemberian layanan sehingga masih banyak ditemui di sekolah Guru Pembimbing terpaksa mengadakan  layanan Konseling Individual di ruang  Guru.
Solusi: - hendaknya pihak yang berwenang dalam  pembinaan Kepala Sekolah seperti Kanwil atau Kandep dapat memberikan pemahaman dan pembinaan kepada Kepala Sekolah akan tugasnya dalam Layanan Bimbingan dan Konseling.
-    Koordintor BK harus memiliki inisiatif untuk mendiskusikan dan mengusulkan kepada Kepala Sekolah menyangkut sarana prasarana yang diperlukan.
4.      Banyak pihak yang kurang menyadari tujuan  dari layanan Bimbingan dan Konseling. Mereka hanya mengira bahwa layanan Bimbingan dan Konseling hanya menyelesaikan setiap masalah yang ada pada siswa termasuk  siswa terlambat, berkelahi dan sebagainya.
Solusi: Koordinator BK dan Guru Pembimbing harus mensosialisasikan dan dapat meyakinkan pihak-pihak tentang tujuan diadakannya  Layanan Bimbingan dan   Konseling.
5.      Kurangnya kepedulian dan perhatian pimpinan terhadap tugas yang telah didelegasikan, seperti ( Dinas Pendidikan, Pengawas sekolah bidang BK ).
Solusi :  Memberikan pembinaan dan memotivasi terhadap tugas, hak serta tanggung  jawab personil sesuai dengan tupoksinya.

Konsep Administrasi BK
Pengertian administrasi menurut etimologi. Berasal dari kata latin ad + ministrate yang berarti melayani atau membantu, dan memenuhi. Dari kata itu terbentuk kata benda administration dan kata sifat administrativus yang kemudian masuk kedalam bahasa inggris administration. (The Liang Gie dalam M. Ngalim Purwanto, 2008: 1). Perkataan itu lalu diterjemahkakn kedalam bahasa Indonesia yaitu administrasi. Sedangkan administrasi dalam arti sempit diambil dari bahsa Belanda administratie yang berarti setiap penyusunan keterangan–keterangan secara sistematis dan pencatatannya secara tertulis dengan maksud untuk memperoleh suatu ikhtisar mngenai keterangan–keterangan itu dalam keseluruhannya dan dalam hubungannya antara satu sama lain. Sedangkan dalam arti luas administrasi adalah keseluruhan proses kerja sama antara dua orang atu lebih yang didasarkan asas tertentu untuk mencapai tujuan tertentu.
Menurut Veithzal Rivai & Sylviana Murni (2001: 321) unsur-unsur yang terkandung dalam administrasi yaitu:
a.    Adanya kegiatan bersama yang dilakukan sekelompok manusia
b.    Adanya penataan atau pengaturan dalam kerja sama
c.    Adanya tujuan yang hendak dicapai dari kegiatan kerja sama tersebut
Kaitan antara konsep administrasi dengan pelaksanaan Bimbingan konseling adalah penyelenggaraan kegiatan bimbingan dan konseling adalah rangkaian dari berbagai komponen yang saling berhubungan antara  satu dengan lainnya (sebagai suatiu sistem) dengan memiliki asas-asas atas hubungan antar komponen dan juga memiliki prosedur dan teknik dalam berhubungan antara satu dengan lainnya, Misalnya dalam kaitan proses pemberian layanan informasi dan layanan konseling perorangan  atau layanan lainnya memerlukan  asas, memiliki prosedur dan teknik tertentu dalam suatu sistem.

Proses Administrasi BK
Menurut Slamet (1961) proses administrasi adalah sebagai berikut :
1.    Kegiatan-kegiatan terencana dari orang-orang/kelompok yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama
2.    Penyusunan dan pengunaan tenaga manusia dan benda-benda secara sistematis untuk mencapai tujuan tersebut dengan biaya yang berupa uang tenaga dan waktu yang sedikit-dikitnya
3.    Menetapkan kebijaksanaan, susunan organisasi dan pemakaian alat yang terdiri dari manusia, benda-benda dan uang.
Kaitan proses administrasi dengan Bimbingan dan Konseling :
1.    Perencanaan dalam BK yang dimaksud disini, misalnya pembuatan program dan pelaksanaannya melalui kerjasama yang baik antar personil sekolah
2.    Melaksanakan layanan konseling sesuai dengan prosedur yang seharusnya dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan klien (siswa)
3.    Adanya susunan organisasi BK dan kebijakan yang dibuat bersama seluruh personil BK.
Personil Pelaksana BK
Adapun yang termasuk dalam personil pelaksana dalam kegiatan Bimbingan konseling menurut Thantawy R (1995, 95-98), adalah :
1.    Kepala Sekolah sebagai manajer sekolah mempunyai wewenang dan berkewajiban dalam program layanan bimbingan dan konseling terutama dalam hal sebagai berikut:
a.    Membuat kebijaksanaan tentang program layanan bimbingan dan konseling agar dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
b.    Menunjuk guru pembimbing senior sebagai personil yang bertanggung jawab secara operasional untuk membantu kegiatan koordinasi program dan mengatur pembagian tugas  di kalangan guru pembimbing serta kerjasama dengan guru mata pelajaran
c.    Mengkordinasikan pelaksanaan layanan bimbingan  dan konseling yang telah diprogramkan agar kegiatan layanan itu merupakan suatu kesatuan dengan program sekolah secara keseluruhan.
d.   Menyediakan dana, melengkapi sarana dan prasarana pelaksanaan bimbingan konseling
e.    Membuat surat tugas pada awal semester untuk pembagian kerja dan mengatur beban tugas bagi guru pembimbing.
f.     Memberikan keterangan atau bukti fisik untuk penghitungan angka kredit tentang pelaksanaan tugas dalam setiap akhir semester
g.    Memimpin evaluasi keberhasilan program layanan bimbingan dan konseling sebagai bagian dari program sekolah.
h.    Mengadakan kegiatan dan pembinaan, pengawasan, superpisi bagi para  staf bimbingan da para guru.
i.      Mengadakan kerjasama dengan instansi atau pihak lain di luar sekolah demi terselenggaranya program bimbingan dan konseling.
j.      Melaksanakan bimbingan dan konseling terhadap 40 siswa bagi kepala sekolah yang berlatar belakang (pendidikan bimbingan dan konseling).
2.    Wakil kepala sekolah
Dalam program layanan bimbingan dan konseling wakil kepala sekolah mempunyai tugas membantu kepala sekolah dalam hal :
a.    Memberikan layanan orientasi seperti pengenalan sekolah dengan lingkungannya, tata tertib dan disiplin yang ditegakkan di sekolah
b.    Mengkordinasikan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling kepada semua  personil sekolah yang terkait.
c.    Pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling  seperti bimbingan kelompok, widyawisata, kelompok ilmiah remaja, informasi dunia kerja dan informasi pendidikan
d.   Pelaksanaan kebijakan pimpinan sekolah terutama dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling.
3.    Koordinator Bimbingan dan Konseling  :
a.                 Mengkordinasikan para guru pembimbing atau konselor dalam :
1)   Memasyarakatkan pelayanan bimbingan  kepada segenap waraga sekolah, orang tua siswa dan masyarakat
2)   Menyusun program bimbingan konseling (program satuan  layananan dan kegiatan pendukung, mingguan, bulanan, semesteran dan tahunan).
3)   Melaksanakan program bimbingan dan konseling
4)   Mengadministrasikan pelayanan bimbingan dan konseling
5)   Menilai program dan pelaksanaan bimbingan dan konseling
6)   Memberikan tindak lanjut terhadap hasil penilaian.
b.    Mengusulkan kepada kepala sekolah dan mengusahakan  bagi terpenuhinya tenaga, prasarana dan sarana, alat dan perlengkapan pelayanan bimbingan konseling
c.    Mempertanggung-jawabkan pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling kepada kepala sekolah.
4.    Guru Pembimbing/ Konselor Sekolah
a.     Memasyarakatkan pelayanan Bimbingan dan Konseling
b.    Merencanakan program layanan Bimbingan dan Konseling
c.     Melaksanakan segenap program satuan  layanan BK dan layanan pendukung
d.    Menilai proses dan hasil layanan Bimbingan dan Konseling
e.     Menganalisa hasil layanan Bimbingan dan Konseling
f.     Melaksanakan tindak lanjut  hasil analisa layanan Bimbingan dan Konseling
g.    Mengadministrasikan kegiatan satuan layanan Bimbingan dan Konseling
h.    Mempertangggung-jawabkan tugas dan kegiatannya kepada Koordinator BK
5.    Wali Kelas
a.    Ikut serta dalam konferensi kasus
b.    Memberi informasi atau data baik kepada kepala sekolah maupun kepada guru pembimbing tentang data siswa yang mempunyai problem pada kelas yang menjadi tanggung jawabnya.
c.    Membantu guru pembimbing dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling terutama pada siswa-siswa yang berada dalam kelas asuhannya
d.   Menerima dan mendokumentasikan siswa-siswa yang perlu mendapat perhatian di kelasnya karena mempunyaoi problem.
e.    Menginformasikan kepada para guru mata pelajaran tentang siswa yang perlu diperhatikan secara khusus berkenaan dengan masalah siswa.
6.    Guru Mata Pelajaran
a.    Membantu guru pembimbing dalam mengidentifikasikan siswa yang memerlukan layanan bimbingan dan konseling
b.    Membantu memberikan data atau informasi siswa baik individual maupun kelompok untuk keperluan layanan
c.    Membantu pelaksanaan treatment kepada siswa melalui proses belajar mengajar
d.   Memberikan pengajaran perbaikan 9remedial teaching) ataupun pengayakan dalam rangka pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling
e.    Mengikuti konferensi kasus siswa teruama bagi guru yang mengajar pada kelas dimana persoalan siswanya dibicarakan dalam konferensi kasus.
f.     Mengalihtangankan siswa yang memerlukan layanan bimbingan dan konseling  kepada guru pembimbing
g.    Berpartisipasi dalam upaya pencegahan munculnya masalah siswa, dalam pengembangan potensi dan turut bertanggung jawab dalam upaya mengatasi masalah siswa di sekolah
7.    Tenaga Administrasi :
a.    Membantu menyediakan/menggandakan format-format yang diperlukan untuk keperluan layanan bimbingan dan konseling.
b.    Menerima, menyimpan dan memberikan data atau informasi yang diperlukan untuk kelancaran program layanan
c.    Menyiapkan administrasi/surat-surat dalam rangka program layanan bimbingan dan konseling.
d.   Membantu melengkapi dokumen tentang siswa seperti cacatan komulatif siswa
e.    Membantu menyiapkan sarana seperti alat penyimpan data, ruangan dan segfala peralatannya untuk berbagai keperluan  seperti konferensi kasus, ceramah dan sebagainya.
Kegiatan Administrasi BK
Kegiatan administrasi merupakan kegiatan-kegiatan yang sudah direncanakan dalam rangka pencapaian tujuan. Umumnya kegiatan ini sangat bervariasi sesuai dengan kebutuhan. Kaitan dengan kegiatan bimbingan konseling kegiatan ini biasanya sudah tertuang dalam program  tahunan, semester, bulanan, mingguan dan satuan pelayanan. Namun ada beberapa hal yang pokok diantaranya yang dilakukan dalam kegiatan bimbingan konseling di sekolah, antara lain :
a.    Pencacatan data pribadi siswa (dengan angket) yang kemudian dihimpun dalam buku pribadi (cumulative record) secara teratur dan sistematis
b.    Membuat catatan kejadian siswa (catatan anekdot) tentang tingkah laku siswa dalam kelas selama proses belajar mengajar yang dibuat oleh guru bidang studi yang kemudian dihimpun dalam bentuk observasi mingguan
c.    Melaksanakan studi kasus atau analisis buku pribadi siswa oleh konselor.
d.   Mengolah data hasil sosiometri yang berupa sosiogram yang dibuat oleh wali kelas kemudian dimasukan ke dalam buku pribadi siswa sebagai salah satu bahan studi kasus.
e.    Mengolah data hasil wawancara, daftar presensi, daftar nilai raport (legger) yang dibuat oleh wali kelas kemudian dimasukan dalam kartu pribadi siswa.
f.     Mengolah data hasil kunjungan rumah (home visit) yang diselenggarakan oleh wali kelas yang kemudian dihimpun dalam catatan pribadi siswa
g.    Mengolah hasil pemeriksaan dari petugas khusus (Psikiater, Tester, Petugas Kesehatan) yang kemudian dihimpun dalam buku pribadi siswa.
h.    Membuat laporan bulanan, semester, dan tahunan.
i.      Data-data, informasi yang berasal dari berbagai sumber dan telah dikumpulkan dalam buku pribadi, hendaknya diperiksa oleh Kepala Sekolah, sehingga terwujud kerjasama antara semua staff dalam mempelajari buku pribadi siswa serta menemukan dan memecahkan berbagai kasus yang dihadapi oleh para siswa.

Masalah dan Solusi dalam Administrasi BK
1.    Masalah
Masalah yang sering dirasakan dalam kaitan dengan kegiatan administrasi bimbingan dan konseling di sekolah, adalah :
a.    Berkaitan dengan kompetensi guru pembimbing yaitu  kurang mampunya  petugas bimbingan dalam mengidentifikasi dan juga dalam melakukan penilaian  baik itu catatan hasil konseling, laiseg, laijapen, laijapang. Umumnya diperoleh secara lisan  setelah konseling.
b.    Sarana dan prasarana (tidak ada ruangan khusus konseling, tempat penyimpanan khusus data) ini juga menjadi terganggungnya asas kerahasiaan dan keinginan siswa datang untuk berkonsultasi.
c.    Kurangnya dana dalam mendukung kegiatan layanan konseling karena kegiatan Bimbingan dan konseling tidak dilakukan assesmen terlebih dahulu
d.   Berkaitan dengan asas kerahasiaan klien yang datangnya dari wali kelas, lalu dikonsultasikan kepada guru BK, selanjutnya  wali kelas meminta hasil konseling  dari guru pembimbing padahal siswa keberatan masalahnya diberitahukan.
e.    Koordinasi dan kerjasama antara guru pembimbing dengan guru pembimbing  lainnya dalam melayani siswa nampaknya belum menunjukkan kesamaan visi dan misi dalam pelayanan konseling secara menyeluruh, disebabkan tidak mempunyai jadwal pertemuan secara berkala.
 2.   Usaha Mengatasinya :
a.    Mengikutsertakan guru BK dalam seminra, workshop, dan pelatihan terkait pengadministrasian BK.
b.    Mengusahakan penyediaan sarana dan prasarana yang memadai, seperti penyediaan ruang konseling yang memadai, tempat penyimpanan data-data peserta didik yang bisa menjaga segala kerahasiaannya. Agar mendapat dukungan dari kepala sekolah koordinator BK dan guru-guru BK harus mampu menunjukkan unjuk kerja dengan terlebih dahulu melakukan assesmen terhadap kebutuhan-kebutuhan yang saat ini sedang dilakukan berdasarkan layanan-layanan yang ada.
c.    Meningkatkan kualifikasi guru dengan mengikuti Musyawarah Guru Pembimbing (MGP), seminar, pelatihan, pendidikan profesi
d.   Seorang guru pembimbing dalam menanggapi pertanyaan dari wali kelas dan personil sekolah lainnya harus mampu mempertahankan kerahasiaan siswa dengan memberikan jawaban yang bijaksana, yaitu jawaban yang dimungkinkan menguntungkan semua pihak
e.    Perlu ditingkatkan musyawarah melalui rapat kordinasi setiap bulannya oleh koordinator BK, disini dibahas permasalahan-permasalahan yang ditemukan dalam kegiatan bimbingan konseling. di sekolah dan bagaimana meningkatkan kinerja  guru pembimbing dengan berbagai cara, salah satunya yang dikirimkan dalam kegiatan MGP maupun dikegiatan seminar sebaiknya memberikan sumbangan hasil pada teman-teman lainnya.

Kesimpulan
Kata administrasi berasal dari dari bahasa latin yang terdiri dari ad dan minister. Ad berarti arah atau kepada atau terhadap. Sedangkan mister berarti melayani, membantu dan melakukan. Kaitan antara konsep administrasi, organisasi dengan pelaksanaan bimbingan dan konseling adalah penyelenggaraan bimbingan dan konseling disekolah adalah rangkaian dari berbagai komponen / organsasi yang saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya dengan memiliki azas- azas atas hubungan antara komponen dan juga memiliki prosedur dan tehnik dalam hubungan satu dengan yang lainnya.
Jadi, bimbingan konseling yang baik akan terselenggara apabila komponen dan organisasi yang ada didalamnya atau yang terkait, bisa di adminstrasikan dengan baik.

















EYEL- YEL
LIRIK: BERTANAM  JAGUNG
AYO KAWAN KITA SEMUA
BELAJAR MANAJEMEN BK
TENTANG ORGANISASI
ADA ADMINISTRASI
SERTA BANYAK JUGA MASALAHNYA
                        MARI KITA SELESAIKAN MASALAH
                        AGAR SEMUAMENJADI INDAH
                        MARI- MARI BELAJAR BERSAMA
                        SELESAIKAN MASALAH YANG ADA

           
















KEPUSTAKAAN

M. Ngalim Purwanto. 2008. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

G.R. Terry & L.W. Roe. 2001. Dasar-dasar Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara.

Prajudi Atmosudirdjo. 1982. Adminstrasi dan Manajemen Umum. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Prayitno,dkk. 1997. Buku II.Layanan Bimbingan dan Konseling. ( Seri Pemandu Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di Sekolah ).

Syaiful Sagala. 2000. Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung: CV Alfabeta.

Ridwan. 2004. Penanganan Efektif Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rizka Ahmad dan Marwisni Hasan. 2002. Pengelolaan Program BK (bahan ajar). Padang: Jurusan BK FIP UNP.

T. Hani Handoko. 2001. Manajemen. Yogyakarta: BDFE.

Thantawy R. 1995. Manajemen Bimbingan dan Konseling. Jakarta: PT Pamator Presindo.

WS Wingkel. 1997. Bimbingan dan Konseling di Institut Pendidikan. Jakarta: Grasindo.

Veithzal Rivai & Sylviana Murni. 2010. Education Management Analisi Teori dan Praktik. Jakarta : Rajawali Pers.







miskonsepsi dalam bimbingan dan konseling

BAB II PEMBAHASAN A.     Pengertian Miskonsepsi 1.       Pengertian Konsep Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, konsep diartikan ...